Senin, 27 Juli 2009

" Pyridam Farma Ekspansi ke Asia Tenggara "

Rabu, 27 Mei 2009 00:23 WIB
Posting by : ary

Perusahaan farmasi, PT Pyridam Farma Tbk (Pyridam), akan mengekspor obat-obatan farmasi ke negara di kawasan Asia Tenggara mulai tahun ini. Penetrasi pasar itu dilakukan untuk meningkatkan pendapatan ekspor.

JAKARTA Perusahaan farmasi, PT Pyridam Farma Tbk (Pyridam), akan mengekspor obat-obatan farmasi ke negara di kawasan Asia Tenggara mulai tahun ini. Penetrasi pasar itu dilakukan untuk meningkatkan pendapatan ekspor.

Sekretaris Perusahaan Pyridam, Ryan Arvin, mengungkapkan perseroan telah melakukan ekspor ke Hong Kong dan Filipina. Namun, mulai tahun ini, perseroan akan menjual obatnya ke kawasan Asia Tenggara. Kami juga akan ekspansi menjual produk obat-obatan ke Thailand dan Kamboja tahun ini, katanya, Selasa (26/5).

Dia menjelaskan kontribusi ekspor perseroan selama tahun 2008 hanya sebesar 0,2 persen dari total penjualan. Sementara tahun ini, perseroan menargetkan kontribusi ekspor akan mencapai satu persen dari total penjualan.

Untuk meningkatkan ekspor tersebut, dia memperkirakan, akan banyak tantangan yang dihadapi, seperti kompetisi dengan perusahaan sejenis hingga izin produk di negara tujuan ekspor.

Sementara itu, hingga kuartal I-2009, perseroan telah membukukan penjualan 35,5 miliar rupiah, naik 24 persen dibandingkan periode sama 2008 sebesar 28,6 miliar rupiah. Sedangkan laba bersihnya 3,3 miliar rupiah dibandingkan periode sama tahun 2008 yang 738 juta rupiah.

Kenaikan laba tersebut disebabkan adanya peningkatan pada penjualan dan kecilnya rugi kurs yang diderita perseroan. Tahun ini, perseroan menargetkan peningkatan penjualan bersih sebesar 134 miliar rupiah dan laba bersihnya ditargetkan minimal sebesar 2,3 miliar rupiah atau sama dengan perolehan laba bersih selama tahun 2008. rud/E-7
rud/E-7

Berita Pyridam Farma,Tbk

INILAH.COM, Jakarta – Harga saham PT Pyridam Farma Tbk (PYFA) berpotensi dalam waktu dekat menuju level Rp150-200 dalam jangka pendek.

Kabar di pasar menyebutkan, adanya peluncuran produk baru kesehatan oleh perseroan akan mendongkrak penguatan harga saham Pyridam. Selain itu, adanya kabar mengenai suntikan dana dari pemodal asing juga akan mendorong kenaikan harga saham.

Pada penutupan perdagangan di bursa kemarin (23/7), harga saham PYFA ditutup menguat 7 poin ke level Rp116. [san/cms]

PYFA-LABA BERSIH SEMESTER I PYRIDAM NAIK 630%

Posted on by babah

Laba bersih semester I 2008 Pyridam Farma naik 630 % menjadi Rp2,72 miliar atau Rp5,1 per saham dibanding periode sama tahun sebelumnya yang meraih laba bersih Rp373,5 juta atau Rp0,7 per saham, Keterangan selasa menyebutkan penjualan bersih naik jadi Rp58,99 miliar dari Rp41,63 miliar dan laba kotor menjadi Rp38,22 miliar dari Rp27,25 miliar dan laba usaha menjadi Rp4,38 miliar dari Rp1,69 miliar dan laba sebelum pajak menjadi Rp4,07 miliar dari Rp703,8 juta sebelumnya.

Penjualan Pyridam Bertambah 24,4%
Senin, 25 Mei 2009

Jakarta (Indofinanz) - Penjualan bersih PT Pyridam Farma Tbk (PYFA) per 31 Maret 2009 mencapai Rp35,54 milyar, bertambah 24,4 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2008 sejumlah Rp28,56 milyar.

Kinerja perusahaan yang bergerak di sektor farmasi ini triwulan pertama 2009 cukup positif dengan turunnya beban pokok penjualan dari Rp11,28 milyar ke Rp8,97 milyar sehingga laba kotor menggelembung 53,8 persen menjadi Rp26,57 milyar dari Rp17,28 milyar.

Walau beban usaha bertambah dari Rp16,13 milyar menjadi Rp21,68 milyar namun pos usaha masih mencetak peningkatan hasil menjadi Rp4,89 milyar dari Rp1,15 milyar. Naiknya pendapatan mendongkrak kinerja keuangan PYFA dimana laba bersih per triwulan I 2009 mencapai Rp3,31 milyar atau melejit 348,8 persen dari Rp738,03 juta tahun lalu.

PT Pyridam Farma Tbk (PYFA) dikabarkan akan mendapatkan dana segar dari sebuah investor asing yang siap menyuntikkan dananya ke perseroan.

Momentum ini akan dimanfaatkan sejumlah broker untuk mengakumulasikan saham PYFA ini. Diperkirakan dalam jangka pendek dan menengah, saham PYFA akan terangkat signifikan. Apalagi perseroan mencatatkan kenaikan laba bersih yang mencapai 348% pada kuartal I-2009.


Cermati Saham Pyridam Farma

Menurut www.investorindonesia.com, harga saham PT Pyridam Farma Tbk (PYFA) berpotensi menuju level Rp 150-200 dalam jangka pendek maupun menengah. Sumber Investor Daily mengungkapkan, peluncuran produk baru kesehatan oleh perseroan akan dijadikan momentum penguatan harga PYFA.

Selain itu, kata dia, adanya kabar mengenai suntikan dana dari pemodal asing juga mendorong kenaikan harga saham. Pada perdagangan kemarin, PYFA ditutup menguat Rp 7 (6,42%) ke level Rp 116.

Selasa, 14 Juli 2009

INFO TERBARU

Penjualan Pyridam Bertambah 24,4%
Senin, 25 Mei 2009

Jakarta (Indofinanz) - Penjualan bersih PT Pyridam Farma Tbk (PYFA) per 31 Maret 2009 mencapai Rp35,54 milyar, bertambah 24,4 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2008 sejumlah Rp28,56 milyar.

Kinerja perusahaan yang bergerak di sektor farmasi ini triwulan pertama 2009 cukup positif dengan turunnya beban pokok penjualan dari Rp11,28 milyar ke Rp8,97 milyar sehingga laba kotor menggelembung 53,8 persen menjadi Rp26,57 milyar dari Rp17,28 milyar.

Walau beban usaha bertambah dari Rp16,13 milyar menjadi Rp21,68 milyar namun pos usaha masih mencetak peningkatan hasil menjadi Rp4,89 milyar dari Rp1,15 milyar. Naiknya pendapatan mendongkrak kinerja keuangan PYFA dimana laba bersih per triwulan I 2009 mencapai Rp3,31 milyar atau melejit 348,8 persen dari Rp738,03 juta tahun lalu.

INFO TERBARU

Penjualan Pyridam Bertambah 24,4%
Senin, 25 Mei 2009

Jakarta (Indofinanz) - Penjualan bersih PT Pyridam Farma Tbk (PYFA) per 31 Maret 2009 mencapai Rp35,54 milyar, bertambah 24,4 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2008 sejumlah Rp28,56 milyar.

Kinerja perusahaan yang bergerak di sektor farmasi ini triwulan pertama 2009 cukup positif dengan turunnya beban pokok penjualan dari Rp11,28 milyar ke Rp8,97 milyar sehingga laba kotor menggelembung 53,8 persen menjadi Rp26,57 milyar dari Rp17,28 milyar.

Walau beban usaha bertambah dari Rp16,13 milyar menjadi Rp21,68 milyar namun pos usaha masih mencetak peningkatan hasil menjadi Rp4,89 milyar dari Rp1,15 milyar. Naiknya pendapatan mendongkrak kinerja keuangan PYFA dimana laba bersih per triwulan I 2009 mencapai Rp3,31 milyar atau melejit 348,8 persen dari Rp738,03 juta tahun lalu.

TUGAS 2

PROFIL PYRIDAM FARMA, Tbk.

Pyridam didirikan pada 1976 oleh Bapak Sarkri Kosasih, yang kemudian dikenal orang di industri farmasi. Nama Pyridam terinspirasi dengan fenomena yang Pyramids – yang merupakan salah satu peradaban tertua Dunia. Pyridam mulai mendistribusikan obat-obatan kepada dokter hewan. Kemudian, mulai membuat sendiri formula produk kesehatan hewan, dan tiga bangunan pabrik. Pyridam bekerja untuk membantu petani mengembangkan peternakan maju dan pada waktu itu usaha yang dikerjakan Pyridam mendapat pengakuan dari pemerintah , dan telah diberikan pada Pyridam dengan judul “ Mitra dengan Kinerja Bagus “ pada tahun 1994 oleh Departemen Pertanian.

Pada tahun 1985, telah didirikan Pyridam Farmasi Divisi yang berkembang dengan cepat. Percepatan Pyridam diaktifkan untuk membangun merk baru pada produksi tanaman pada lahan 35.000 sqm di Cianjur, Jawa Barat dengan keadaan seni desain, mesin , dan pengelolaan lingkungan hidup. Operasi tersebut dimulai pada bulan April 2001. Di bawah kepemimpinan baru, kepemilikan baru Pyridam dibuka untuk umum, yang membuktikan bahwa Pyridam keseluruhan sesuai dengan kondisi yang sehat dan profesional perusahaan.

VISI DAN MISI PYRIDAM FARMA.Tbk

Visi

- Vertikal dan horisontal didirikan di pasar nasional dan global sebagai salah satu tuan rumah yang baik dengan perusahaan jaringan.

- Tercantum dalam sepuluh pwerusahaan farmasi terbaik di Indonesia yang memberikan baik investasi kembali.

- Menjadi seorang distributor OTC dikenal di pasar.

Misi

Melayani nasional, regional, dan internasional dengan masyarakat inovatif dan produk berkualitas tinggi untuk ingin hidup lebih baik dengan lebih baik kesehatan tubuh dan kesehatan mental.

Dibawah ini merupakan gambaran secara jelas struktur perusahaan PT Pyridam Farma Tbk.

Nama Perusahaan:

PT Pyridam Farma Tbk.

Jenis usaha:

Lain

Produk / Layanan:

Biomedilab, Kosmetika, Makanan Suplemen

Jumlah Karyawan:

101 - 500 Orang

Sektor Industri:

Consumer Good Industry

Sub Sektor Industri:

Pharmaceuticals

Trade & Market Trade & Market

Pasar utama:

Amerika Utara, Amerika Selatan, Eropa Barat, Eropa Timur, Asia Timur, Asia Tenggara, Pertengahan Timur, Afrika, Oseania

Total Volume Penjualan Per Tahun:

US $ 10 Juta - US $ 50 Juta

ANALISIS HUBUNGAN STRUKTUR MODAL DENGAN NILAI PERUSAHAAN

Tahun

2004

2005

2006

2007

2008

DER

13.33%

20.60%

27.49%

42.10%

42.46%

Harga saham penutupan

60

45

50

81

50

GRAFIK HUBUNGAN DER DENGAN HARGA SAHAM PENUTUPAN

Analisis

Dari grafik di atas menunjukkan hubungan antara Debt to Equity ratio dan harga saham penutupan dari tahun 2004 sampai 2008 PT Pyridam farma,Tbk. Berdasar grafik diatas, pada tahun 2004, jumlah modal yang dimiliki PT Pyridam farma,Tbk lebih banyak menggunakan modal sendiri, hal ini terlihat dari ratio debt to equity sebesar 13.33% jadi dari ratio modal sendiri tersebut diketahui sebesar 86.67%. Pada tahun ke tahun penggunaan modal sendiri mengalami penurunan yaitu pada tahun 2005 perusahaan menambah modalnya dari hutang sebesar 7.27% sehingga debt to equity menjadi 20.6% jadi penggunaan modal sendiri perusahaan PT Pyridam farma menurun menjadi 79.4%. Debt to equity pada tahun 2006 meningkat sebesar 6.89% menjadi 27.49% dan berarti perusahaan menggunakan modal sendiri sebesar 72.51% sampai akhirnya debt to equity mengalami peningkatan yang cukup tinggi pada tahun 2007 yaitu sebesar 14.65% sehingga debt to equity ratio perusahaan menjadi 42.14% dan berarti penggunaan modal sendiri menurun drastis menjadi 57.86%. Tetapi pada akhir tahun 2008 peningkatan debt to equity yang terjadi sangatlah sedikit 0.32% menjadi 42.46% dan penggunaan modal sendiri sebesar 57.54%.

Sedangkan dilihat dari harga penutupan saham PT Pyridam farma,Tbk harga penutupan sahamnya mengalami kenaikan dan penurunan. Pada tahun 2004 harga saham penutupan PT Pyridam farma, Tbk adalah sebesar Rp 60,- , pada tahun 2005 harga saham penutupannya turun sebesar Rp 15,- menjadi Rp 45,- , pada tahun 2006 harga saham penutupannya naik sebesar Rp 5,- menjadi Rp 50,- dan pada tahun 2007 penutupan harga sahamnya mengalami kenaikan yang cukup drastis sebesar Rp 31,- menjadi Rp 81,- dan pada tahun 2008 harga saham penutupannya turun kembali sebesar Rp 31,- menjadi Rp 50,- atau kembali sama seperti harga saham penutupan pada tahun 2006.

Ini menunjukkan bahwa modal yang berasal dari hutang PT Pyridam farma dari tahun ke tahun semakin tinggi. Para investor pun tertarik untuk menanamkan saham nya pada PT Pyridam farma yang dinilai memiliki kinerja yang baik,dan dalam waktu pengembalian modalpun relatif singkat.

Dapat dilihat dari grafik diatas hubungan antara debt equity ratio dan harga saham penutupan dalam kaitannya dengan kebijakan teori struktur modal PT Pyridam farma menganut teori model Modigliani – Miller ( MM ). Hal ini dapat dijelaskan jika hutang yang digunakan bertambah maka resiko perusahaan juga akan bertambah sehingga biaya modal sendiri atau keuntungan yang disyaratkan pada modal sendiri akan bertambah. Penggunaan hutang yang semakin besar tidak akan meningkatkan nilai perusahaan Pyridam farma karena keuntungan dari biaya hutang yang lebih kecil atau murah ditutup dengan naiknya biaya modal sendiri.

ANALISIS MANAJEMEN MODAL KERJA PERUSAHAAN

Modal kerja meliputi seluruh aktiva lancar atau aktiva lancar dikurangi hutang lancar. Modal kerja mempunyai arti dan fungsi yang sangat penting bagi kelangsungan operasi perusahaan. Karena itu pengelolaannya harus dilakukan dengan baik agar kegiatan perusahaan bisa berjalan dengan lancar sehingga pada akhirnya tujuan perusahaan untuk memaksimatkan laba bisa tercapai. Pengelolaan modal kerja mencakup pengelolaan terhadap komponen-komponen harta lancar maupun hutang lancar perusahaan, seperti pengelolaan kas, persediaan, piutang dagang serta hutang dagang perusahaan.

Terdapat tiga konsep definisi modal kerja yaitu :

  • Konsep kuantitatif:

Konsep ini menunjukan jumlah dana ( fund) yang tersedia untuk tujuan operasi jangka pendek. Konsep ini menganggap bahwa modal kerja adalah jumlah aktiva lancer ( gross working capital ).

  • Konsep kualitatif:

Menitik beratkan pada kualitas modal kerja menurut konsep ini modal kerja adalah kelebihan aktiva lancar terhdap hutang lancar ( net working capital ). Sehingga menunjukan margin of protection ( tingkat keamanan bagi para kreditur jangka pendek )

  • Konsep fungsional:

Menitik beratkan fungsi dari dana yang dimiliki dalam menghasilkan laba dari usaha pokok perusahaan yaitu current income dan future income.

2004

2005

2006

2007

2008

modal kerja

(dalam rupiah)

4.137.517.106

4.322.254.650

8.646.520.606

6.975.386.206

14.347.227.186

Days of sales outstanding (DSO)

61,1213 hari

77,3376 hari

75,5354 hari

68,0792 hari

60,2398

Days of Sales in Inventory (DSI)

167,3999 hari

175,6328 hari

158,0635 hari

149,7360 hari

157,1260 hari

Days of Payable Outstanding (DPO)

21,4441 hari

24,5177 hari

166,3279 hari

149,9198 hari

19,2031 hari

Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan modal kerja pada tahun 2004 - 2005 yaitu dari Rp 4.137.517.106,- menjadi Rp 4.322.254.650,- hal ini menunjukkan adanya peningkatan dana yang tersedia untuk kegiatan operasional perusahaan sehari-hari. Sedangkan pada tahun 2005 – 2006 terjadi peningkatan dana yang sangat drastis, yaitu sebesar Rp 4.322.254.650,- menjadi Rp 8.646.520.606,-. Kenaikan ini menunjukkan bahwa Pyridam Farma mampu membayar hutang pada saat jatuh tempo serta mereka memperoleh tambahan modal dari sisa pembayaran hutang untuk kegiatan operasional perusahaan. Lalu pada tahun 2006 – 2007 terjadi penurunan dari Rp 8.646.520.606,- menjadi Rp 6.975.386.206,- yang menandakan bahwa dana yang tersedia untuk memenuhi kegiatan operasional perusahaan mengalami penurunan. Namun pada tahun 2007 – 2008 mengalami peningkatan sebesar lebih dari dua kali lipat yaitu dari Rp 6.975.386.206,- menjadi Rp 14.347.227.186,-. Hal tersebut menunjukkan bahwa Pyridam Farma mampu melunasi semua hutangnya pada saat jatuh tempo dan mampu menjalankan kegiatan opersional perusahaan dengan baik.

Cash conversion cycle (CCC) merupakan salah satu alat untuk mengukur efisiesi modal kerja. Cash conversion cycle adalah penjumlahan dari hasil penjualan (days of sales) yang masih beredar (outstanding) dan hari persediaan dikurangi hari utang dagang yang masih beredar.

Cash conversion cycle

2004

207 hari

2005

228 hari

2006

67 hari

2007

150 hari

2008

198 hari

Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa Cash Conversion Cycle pada tahun 2004 menunjukkan angka 207 hari , artinya pada tahun 2004 pyridam Farma Tbk. membutuhkan waktu 207 hari sejak bahan baku yang dibeli dibayarkan hingga piutang usaha dari penjualan barang tertagih. Hal ini terjadi karena modal kerja yang dimiliki perusahaan masih relatif kecil sehingga pyridam farma membutuhkan waktu yang lebih banyak untuk melunasi hutang dan membiayai kegiatan operasional perusahaan . Pada tahun 2005 perusahaan mengalami kenaikan CCC sebesar 228 hari. Hal ini menunjukkan pyridam farma membutuhkan waktu yang lebih panjang lagi dari tahun sebelumnya untuk melunasi hutang dan membiayai kegiatan opersional perusahaan. Lalu pada tahun 2006 CCC pyridam farma mengalami penurunan yang drastis sebasar 67 hari. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan mampu untuk melunasi hutang dan membiayai kegiatan operasionalnya dengan sangat baik, serta hal ini juga menunjukkan bahwa perusahaan tersebut telah memiliki manajemen persediaan yang efektif. Tahun 2006 ke tahun 2007 mengalami kenaikan menjadi 150 hari. Artinya, PT. Pyridam Farma Tbk. menjadi kurang efisien karena perusahaan membutuhkan waktu yang semakin lama sejak penggunaan dana sampai mendapatkan dana kembali. Tahun 2008 mengalami kenaikan menjadi 198 hari yang berarti bahwa kebutuhan perusahaan akan pendanaan eksternal meningkat.

KESIMPULAN

Dari analisis di atas dapat diketahui bahwa dari tahun 2004 – 2008 perusahaan Pyridam farma,Tbk memiliki struktur modal yang sebagian berasal dari hutang dan sebagian berasal dari penjualan saham perusahaan. Harga penutupan saham pyridam farma dari tahun ke tahun tidak stabil. Dari tahun 2006 ke tahun 2007, harga penutupan saham mengalami kenaikan. Sedangkan pada tahun 2007 ke tahun 2008 secara drastis mengalami penurunan yang harga sahamnya sama dengan tahun 2006 yaitu sebesar 50. hal tersebut berpengaruh pada perputaran modal kerja perusahaan. Jika modal perusahaan mengalami penurunan maka perusahaan akan mengalami kesulitan dalam membayar sumber pendanaan yang berupa hutang untuk menjalankan kegiatan operasional perusahaan., sehingga perusahaan membutuhkan waktu yang lama untuk melunasi hutang tersebut. Data tersebut dapat dilihat dari Cash Conversion Cycle ( CCC ) yang dari tahun ke tahun mengalami kenaikan yang tidak stabil, kecuali pada tahun 2006 mengalami penurunan yang cukup drastic sebesar 67. Hasil tersebut menunjukkan bahwa perusahaan dapat melunasi hutangnya dalam waktu yang relatif lebih singkat dibandingkan pada tahun sebelumnya.

LAMPIRAN

MODAL KERJA OPERASI PT. PYRIDAM FARMA,TBk

Modal kerja operasi bersih perusahaan = Aktiva lancar operasi - utang lancar operasi

Modal kerja = kas + piutang usaha + persediaan

Tahun 2004 = (334.988.407 + 6.070.430.843+5.688.265.177) – (7.956.167.321)
= Rp 4.137.517.106,00

Tahun 2005 = (722.904.799+7.812.074.961+8.399.000.246) – (12.611.725.356)
= Rp 4.322.254.650,00

Tahun 2006 = (348.691.399+9.135.462.047+12.963.375.760) – (13.801.008.600)
= Rp 8.646.520.606,00

Tahun 2007 = (2.110.402.616+12.722.206.766+16.160.515.854)-(24.017.739.020)
= Rp 6.975.386.206,00

Tahun 2008 = (1.981.380.425+19.735.737.335+17.742.240.256)-(25.112.130.849)

=Rp 14.347.227.186



CASH CONVERSION CYCLE (CCC) PT PYRIDAM FARMA,TBk
CCC = Days of Sales Outstanding ( DSO ) + Days of Sales in Inventory ( DSI ) –

Days of Payables Outstanding ( DPO )

Days of Sales Outstanding ( DSO ) = Piutang dagang / ( penjualan / 365 )

Days of Sales in Inventory (DSI) = Persediaan / ( HPP/365 )

Days of Payable Outstanding ( DPO ) = Utang dagang / ( HPP/365 )

Tahun 2004

CCC = DSO + DSI – DPO

= 5.688.265.177 / ( 33.968.786.017 / 365) + 6.070.430.843 / ( 13.236.007.682 /365) - 777.629.567 / (13.236.007.682 / 365 )

= 61,12131 + 167,3999 – 21,4441

= 207,077

= 207 hari

Tahun 2005

CCC = DSO + DSI –DPO

= 8.399.000.246 / ( 39.639.626.167 /365) + 7.812.074.961 / (16.235.049.368 /365 ) – 1.090.538.813 / ( 16.235.049.368 / 365 )

= 77,3376 + 175,6328 – 24,51773

= 228,45267

= 228 hari

Tahun 2006

CCC = DSO + DSI – DPO

= 12.693.375.760 / ( 61.336.546.459 /365) + 9.135.462.047 / (21.095.595.667 /365) – 961.311.659 / (21.095.595.667 /365)

= 75,5354 + 158,0635 – 166,3279

= 67,271 hari

= 67 hari

Tahun 2007

CCC = DSO + DSI –DPO

= 16.160.515.854 / ( 86.643.019.272 / 365 ) + 12.722.206.766 / ( 31.011.940.651 / 365 ) – 5.768.684.862 / ( 31.011.940.651 / 365 )

= 68,0792 + 149,7360 – 67,8954

= 149,9198

= 150 hari

Tahun 2008

CCC = DSO + DSI + DPO

= 19.735.737.335 / ( 119.580.973.204 / 365 ) + 17.742.240.256 / ( 41.214.798.903 /365 ) – 2.168.365.654 / ( 41.214.798.903 / 365 )

= 60,2398 + 157,1260 – 19,2031

= 198,1627

= 198 hari

DEBT TO EQUITY RATIO ( DER )

Tahun 2004

Debt-to-eguity = jumlah hutang / jumlah modal sendiri

= 8.286.936.213 / 62.142.844.745

= 0,13335 = 13,33 %

Tahun 2005

Debt-to-eguity = jumlah hutang / jumlah modal sendiri

= 13.079.611.195 /63.471.267.079

= 0,2060 = 20,60%

Tahun 2006

Debt-to-eguity = jumlah hutang / jumlah modal sendiri

= 17.926.609.159 /65.200.673.325

= 0,2749 = 27,49%

Tahun 2007

Debt-to-eguity = jumlah hutang / jumlah modal sendiri

= 28.213.190.146 /66.944.157.194

= 0,4214 = 42,14%

Tahun 2008

Debt-to-eguity = jumlah hutang / jumlah modal sendiri

= 29.402.274.912 /69.253.034.523

= 0,4246 = 42,46%

DAFTAR PUSTAKA

http://ilmumanajemen.wordpress.com/2007/08/08/modal-kerja/

http://devisa230.blogspot.com/2008/12/analisis-manajemen-modal-kerja.html

Drs. M.Sc. Setia Atmaja, Lukas. 2003. Manajemen Keuangan : edisi revis. Yogyakarta: ANDI

Keown, J. Arthur; John D. Martin; J. William Petty; David F. Scott, JR. 2005. Manajemen Keuangan : Prinsip-prinsip dan Aplikasi, jilid 2 edisi 9th. Jakarta: PT. Index Gramedia.

Selasa, 23 Juni 2009

info

Lakukan Investasi, Pyridam Tak Bagi Dividen
Irna Gustia - detikFinance

Jakarta - Perusahaan farmasi, PT Pyridam Farma Tbk (PYFA), tidak akan membagikan dividen dari laba bersih 2003, karena perseroan akan melakukan investasi peralatan kesehatan senilai Rp 4 miliar. "Laba bersih 2003 memang naik dibanding 2002, tapi perseroan tidak membagikan dividen, karena akan melakukan investasi cukup besar lebih kurang Rp 4 miliar untuk peralatan," kata Direktur Utama Pyridam, Handoko Boedi Soetrisno, dalam paparan publik yang berlangsung di gedung Bursa Efek Jakarta (BEJ), Rabu (19/5/2004). Dijelaskan, dana investasi sebesar Rp 4 miliar tersebut belum termasuk modal kerja. Untuk pendanaannya, selain menggunakan kas internal perseroan juga akan melakukan pinjaman bank. Investasi peralatan kesehatan tersebut antara lain mesin cetak tablet, mesin strip dan fasilitas ruangan produksi. Untuk tahun 2004, perseroan menargetkan kenaikan pendapatan 10 persen, sedangkan secara internal perseroan memproyeksikan pertumbuhan pendapatan 15 persen. Pada tahun 2003, pendapatan Pyridam sebesar Rp 27,256 miliar naik dibandingkan tahun 2002 yang mencapai Rp 24,629 miliar. Sedangkan laba bersih 2003 sebesar Rp 618,707 juta, naik dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai Rp 436,897 juta. Handoko juga menjelaskan, sebagian besar bahan baku harus diimpor. Oleh karena itu untuk mengurangi biaya sehubungan dengan melemahnya rupiah yang membuat ongkos produksi meningkat, perseroan akan melakukan impor secara langsung dari pabriknya dengan persetujuan agen di Indonesia. Pada tahun ini, perseroan juga berencana lebih banyak memasarkan produk generik berlogo, baik untuk pasar instansi pemerintah maupun obat resep. Selain itu, dilakukan peningkatan penjualan alat kesehatan dengan menambah variasi produk yang dijual serta pengembangan area pasar. Ia menjelaskan, perseroan akan meningkatkan fasilitas produksi sehingga memenuhi syarat cara pembuatan obat yang baik dan terkini (current good manufacturing practise/CGMP), serta memperluas jaringan distribusi lokal sehingga produk mudah diperoleh konsumen. Saat ini, pemegang saham Pyridam adalah PT Pyridam Intl Corp sebesar 53,85 persen, Sarkri Kosasih 11,54 persen, Rani Tjandra 11,54 persen dan publik 23,08 persen. Pada sesi pertama perdagangan di BEJ, Rabu (19/5/2004), saham PYFA berada di level Rp 50 atau naik Rp 5.

PROFIL PERUSAHAAN

pyfa-tugas1pdf